Pataka Polda Sumut Dicuci Dengan Air Dari Mata Air Bah Damanik

POLRI526 Dilihat

Sumatera Utara,– Menyambut Hari Bhayangkara ke-78, Polda Sumatera Utara (Sumut) menggelar acara tradisi Pengambilan Air Suci, Jumat (7/6) di Mata Air Bah Damanik, Kelurahan Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun.

Wakapolres Simalungun Kompol Hendrik Situmorang bersama Danyon A Plopor Sat Brimob Polda Sumut Kompol Zainal Muklisin memimpin prosesi pengambilan air suci.

Hendrik menjelaskan kegiatan ini merupakan bagian dari upacara pencucian Pataka Polda Sumut dan Panji-panji Kepolisian, yang pengambilannya dilakukan di beberapa lokasi di wilayah hukum Polda Sumut.

Baca Juga ; Bhabinkamtibmas Polsek Mangoli Timur, Bripka Muhamad Syahril Watiwa Bantu Warga Melintasi Derasnya Air Sungai

Untuk wilayah Kabupaten Simalungun, air suci diambil dari Mata Air Bah Damanik. Upacara tersebut dihadiri berbagai tokoh penting, termasuk Kabag SDM Polres Simalungun Kompol Gandhi Hutagaol, Kasat Samapta AKP Lambok Stevanus Gultom, Kapolsek Sidamanik AKP Sathar Tampubolon, serta beberapa tokoh adat dan masyarakat di Sidamanik.

Prosesi upacara dimulai dengan masuknya Hendrik Situmorang selaku inspektur upacara, diikuti penghormatan pasukan, dan laporan dari komandan upacara.

Pengambilan air suci dilakukan dengan serangkaian ritual yang dimulai dari pemberian kendi oleh inspektur upacara kepada tokoh adat, yang kemudian diteruskan kepada juru kunci untuk mengambil air suci.

Air suci tersebut kemudian diserahkan kembali kepada tokoh adat dan diberikan kepada inspektur upacara, yang akhirnya diserahkan kepada Danyon Brimob untuk dibawa ke Medan.

Setelah prosesi pengambilan air suci selesai, dilanjutkan dengan arahan Wakapolres Simalungun Kompol Hendrik Situmorang. Dalam arahannya, Hendrik menyampaikan pentingnya menjaga tradisi dan nilai-nilai budaya dalam setiap kegiatan kepolisian, khususnya dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara yang merupakan hari besar bagi institusi Polri.

“Kegiatan ini bukan sebagai simbol semata, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan kita terhadap sejarah dan tradisi yang telah mengakar dalam budaya kita. Melalui pengambilan air suci ini, kita diingatkan untuk terus menjaga kehormatan dan integritas dalam menjalankan tugas sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat,” ungkap Hendrik.

Selain itu, Hendrik menekankan pentingnya kerjasama dan sinergi antara Polri dengan masyarakat serta berbagai elemen lainnya untuk menciptakan keamanan dan ketertiban yang kondusif.

“Dengan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, kita yakin dapat mewujudkan lingkungan yang aman dan damai,” tambahnya.

Setelah arahan, upacara dilanjutkan dengan laporan komandan upacara, penghormatan pasukan, dan doa penutup. Acara resmi ditutup dengan foto bersama seluruh peserta upacara dan dilanjutkan sesi ramah tamah yang penuh keakraban. (Red)

Komentar