SIBAYGROUPKOMUNIKA.COM// PALEMBANG – Partai Masyumi lahir pada 7 November 1945 di Yogyakarta, sebagai hasil keputusan Kongres Umat Islam. Dalam Pemilu pertama Indonesia tahun 1955, Masyumi mencatat sejarah dengan meraih 20,92 persen suara nasional atau setara 57 kursi DPR, capaian tertinggi partai Islam sepanjang sejarah pemilu di Indonesia hingga 2024.
Dari 15 daerah pemilihan saat itu, Masyumi memenangi 10 dapil termasuk seluruh Sumatera, Jakarta Raya, Jawa Barat (termasuk Banten), Sulawesi, Kalimantan (kecuali Kalsel), hingga Maluku. PNI hanya unggul di 2 dapil, NU di 2 dapil, dan Partai Katolik di 1 dapil.
Tokoh Nasional dari Masyumi
Sejumlah tokoh besar lahir dari Masyumi, di antaranya tiga Perdana Menteri: Mohammad Natsir (1950–1951), Sukiman Wirjosandjojo (1952–1953), dan Burhanuddin Harahap (1955–1956).
Kontribusi penting Masyumi antara lain:
- Mosi Integral Mohammad Natsir (1950) yang menyatukan kembali RIS menjadi NKRI.
- Pembentukan PDRI oleh Syafruddin Prawiranegara saat Soekarno-Hatta ditahan Belanda, kini diperingati sebagai Hari Bela Negara (19 Desember).
- Kebijakan THR pertama kali digagas oleh Sukiman Wirjosandjojo (1951).
- Pencetakan ORI (Oeang Republik Indonesia) oleh Syafruddin Prawiranegara sebagai Gubernur Bank Indonesia pertama.
- Peran diplomat ulung Haji Agus Salim dan Mohammad Roem dalam perundingan dengan Belanda.
Tidak berlebihan jika sembilan tokoh Masyumi kini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Masa Surut dan Kebangkitan
Menjelang 1960, Masyumi menolak keras gagasan NASAKOM yang digagas Presiden Soekarno. Tekanan politik membuat Masyumi akhirnya membubarkan diri secara sukarela agar tidak dicatat sebagai partai terlarang.
Di era Orde Baru, upaya menghidupkan Masyumi selalu kandas. Baru setelah reformasi, Masyumi kembali tampil di Pemilu 1999, meski tak berlanjut ke Pemilu 2004.
Kebangkitan baru terjadi pada 1 Agustus 2022, ketika Partai Masyumi resmi mendapatkan pengesahan Kementerian Hukum dan HAM. Kini partai dipimpin oleh Dr. Abdullah Hehamahua (Ketua Majelis Syura) dan Dr. Ahmad Yani, SH, MH (Ketua Umum DPP).
Momentum bersejarah berikutnya datang pada 25 Maret 2025, ketika Kemenkumham kembali mengesahkan lambang bintang dan bulan sebagai logo resmi Partai Masyumi.
Visi dan Misi
Partai Masyumi berasaskan Islam dengan visi: “Terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa Taala.”
Misi utama partai adalah membangun bangsa yang kuat, berkeadilan, demokratis, dan sejahtera dengan akhlakul karimah, sekaligus menegakkan ajaran Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menuju keridhaan Allah SWT.
Wallahu yaquulul haqqa wa huwa yahdissabiil
Adnin Armas
Wakil Ketua Umum Partai Masyumi
Kompartemen Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi
Reporter Emi Fitri