Haul 40 Hari Nilasari, Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Uncategorized24 Dilihat

 

SIBAYGROUPKOMUNIKA.COM.//Plaju – Palembang, Sabtu 27 September 2025 (Ba’da Isya) Ratusan jamaah, murid, sahabat, dan tokoh masyarakat menghadiri haul 40 hari wafatnya Almarhumah Nilasari binti Iskandar, guru SMK Shailendra Plaju, yang wafat pada 17 Agustus 2025 pukul 18.20 WIB dalam usia 28 tahun.

 

Acara dipimpin oleh Ust. Bambang Adisiyanto, dengan pembacaan Yasin oleh Ust. Robi, tahlil oleh Ust. Dodi, tausiyah oleh KH. MGS Ahmad Pauzan Yayan SQ., Lc., Al-Hafidz, dan doa penutup oleh Ust. Yayan, cicit dari Kiai Marogan, pendiri Pondok Pesantren Kiai Marogan sekaligus penggagas PTIQ Cabang Sumsel.

 

Almarhumah Nilasari binti Iskandar adalah putri dari Bapak Iskandar Wijaya dan Ibu Husnawati, beralamat di Lorong Murni No.86, RT. 27 RW. 01, Kelurahan Bagus Kuning, Kecamatan Plaju, Palembang.

Beliau merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Dikenal sebagai sosok yang penyayang, sederhana, serta memiliki dedikasi tinggi di bidang pendidikan.

 

Dalam tausiyahnya, Ust. Yayan menekankan bahwa guru adalah pewaris para nabi. Ilmu yang diajarkan seorang guru akan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meski telah wafat.

 

“Almarhumah Nilasari adalah guru yang sabar, ikhlas, dan mencintai murid-muridnya. Insya Allah setiap ilmu yang beliau ajarkan, setiap akhlak baik yang ditanamkan, akan menjadi cahaya di alam kuburnya,” ujarnya.

 

Beliau juga mengingatkan agar murid selalu menghormati guru, sebab doa murid untuk gurunya adalah bagian dari bakti dan tanda syukur atas ilmu yang diwariskan.

 

Turut hadir tokoh masyarakat seperti Ust. Andi (Ketua MUI Plaju), Ust. Iwan Oni, Bpk. Darmansyah, Jama’ah Musholla Darul Yaqin, serta jajaran Yayasan dan sekolah Shailendra.

 

Selain itu, hadir pula sahabat sejawat almarhumah, yakni rekan-rekan guru dan tenaga kependidikan SMK Shailendra: Qori, Putu, Weni, Bela, Nico, Muttaqin, Ayu, Elisa, Milad, dan Dewi.

 

Dari kalangan murid, hadir penuh haru para siswa yang dekat dengan almarhumah. Dari kelas XI: Yuda, Kemas, Ardiansyah, Sahrul, dan Al Fahri. Dari kelas XII: Aca, Eka, Zainab, Savira, dan Tiara.

 

Hadir pula teman satu angkatan Poltekpar Palembang (Yuni dan Azizah) yang menegaskan ikatan persaudaraan dan kebanggaan sebagai alumni angkatan pertama Poltekpar.

 

Pihak Poltekpar Palembang memberikan apresiasi atas dedikasi almarhumah sebagai alumni angkatan pertama yang mengabdikan diri di dunia pendidikan, sementara Yayasan Shailendra menilai pengabdiannya meski singkat, sangat berarti bagi para murid.

 

Dari pihak Yayasan dan pimpinan sekolah Shailendra yang turut hadir antara lain:

 

Kepala SMK Shailendra : Bapak Aripin

Wakil Kepala SMK : Ibu Heni Tari

Kepala SMA Shailendra : Ibu Holinah

Wakil Kepala SMA : Bapak Wayan

Guru senior & staf : Bapak Helmi, Ibu Nita

 

 

 

 

Ketua Yayasan Shailendra, Yulius Nawawi, menyampaikan rasa duka mendalam atas wafatnya almarhumah.

 

“Almarhumah Nilasari adalah sosok guru muda yang penuh semangat, ikhlas, dan sangat peduli pada murid-muridnya. Meski masa baktinya di Shailendra tidak lama, pengabdiannya sangat berarti dan meninggalkan teladan yang baik. Semoga segala ilmu dan kebaikan yang beliau wariskan menjadi amal jariyah, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ungkapnya.

 

Ungkapan Terima Kasih dari KeluargaAyahanda almarhumah, Bapak Iskandar Wijaya, menyampaikan rasa haru dan syukur :

 

“Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak kampus Poltekpar Palembang, Yayasan Syailendra, para kepala sekolah, guru, sahabat sejawat, teman satu angkatan, murid, alumni, serta jamaah yang hadir dan mendoakan putri kami. Semoga doa dan perhatian yang diberikan mendapat balasan dari Allah SWT,” ujarnya.

 

Haul 40 hari ini menjadi bukti bahwa sosok Nilasari dikenang luas bukan hanya oleh keluarga dan murid, tetapi juga oleh rekan sejawat, kampus, yayasan, hingga masyarakat. Sebagai guru sekaligus alumni Poltekpar Palembang, almarhumah akan terus menjadi teladan dan inspirasi bagi banyak orang.

 

REPORTER : EMI PITRI